Secara garis besar jantung adalah pompa berisi empat rongga yang berfungsi memompa darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh. Jantung dioperasikan oleh dua bagian kabel (sistem kelistrikan jantung) dan pompa (pembuluh darah). Kabel mensuplai listrik yang dihasilkan oleh elektrolit seperti sodium dan potassium. Listrik inilah yang kemudian menyebabkan jantung berkontraksi. Serangan jantung terjadi ketika terdapat gangguan pada pompa dan aliran darah menuju jantung mengalami gangguan.
Otot jantung sendiri tidak mendapat suplai nutrisi dan oksigen dari dari darah yang terisi pada bilik maupun atrium jantung, mereka mendapatkannya dari arteri coroner. Tidak seperti pembuluh darah arteri yang mendapat suplai darah saat terjadi kontraksi jantung (systole) jantung mendapat suplai darah coroner pada saat terjadi fase relaksasi jantung (diastole). Apabila terjadi sumbatan pada arteri coroner atau bahkan sampai pecah, maka jantung akan kekurangan suplai darah.
Ketika gumpalan darah (clot) atau biasa disebut emboli tersesat masuk kedalam arteri coroner, hal ini dapat menyebabkan sumbatan pada arteri coroner. Plaque kolesterol yang terdapat pada bagian dalam arteri dapat lepas dan membentuk emboli kemudian tersesat masuk arteri koroner dan menyebabkan penyumbatan. Pada beberapa kasus jarang kadang ada benda asing yang menjadi penyebab sumbatan pada arteri koroner.
Gumpalan darah sendiri dapat berasal dari berbagai macam hal, beberapa kelainan kondisi jantung seperti fibrilasi atrial dan atrial flutter dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah. Duduk dalam jangka waktu lama (misal dalam perjalanan pesawat) juga dapat menyebabkan gumpalan darah di kaki. Apapun penyebab terjadinya emboli hasilnya sama, bisa terjadi sumbatan arteri koroner.
Hal lain yang dapat menyebabkan arteri berhenti mengalirkan darah adalah akibat ruptur atau pecah. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau kelainan seperti aneurisma.
Arteri koroner juga dapat tiba2 mengalami spasme (kaku) mendadak. Hal ini dapat terjadi secara tidak terduga pada saat istirahat maupun saat beraktifitas dan pada orang yang tidak mengalami gejala penyakit jantung. Beberapa faktor resiko yang dikenal dapat menyebabkan spasme arteri koroner :
- Perokok (satu lagi alasan untuk berhenti merokok)
- Stress emosional
- Penggunaan narkoba
Setelah darah berhenti mengaliri arteri koroner, rasa sakit akibat proses iskemia (kematian jaringan akibat kekurangan oksigen) otot jantung akan mulai terjadi.
Beberapa gejala saat terjadi serangan jantung adalah :
- Nyeri dada
- Adanya rasa berat pada dada (beberapa pasien merasakan seperti ditindih gajah)
- Sesak nafas
- Mual
- Muntah
- Keringat dingin
Apabila kalian atau orang disekitar anda mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit atau unit gawat darurat terdekat.
sumber : fisiologi guyton, buku patologi klinik, dan interna ui